Netbook tidak akan latah mengadopsi USB 3.0
Popularitas SuperSpeed USB 3.0 semakin menanjak. Hal tersebut diikuti dengan pembuat chipset motherboard dan add-inboards bersemangat untuk memberikan dukungan hardware dalam berbagai bentuk. Namun, pasar laptop atau netbook seharusnya tidak tergesa-gesa untuk melakukan hal yang sama seperti vendor hardware PC lainnya.
Secara teoritis, kecepatan transfer SuperSpeed USB 3.0 hingga 5 Gbps maksimum. Kecepatan tersebut sepuluh kali lebih dari USB 2.0. Masalah utama yang telah terhenti kedatangan antarmuka ini untuk mainstream dilanjutkan kurangnya dukungan chipset asli. AMD akan segera memperbaiki hal ini dengan batch baru dari chipset, meskipun Intel tampaknya kurang antusias.
Menurut laporan dari Digitimes, tampaknya bahwa setidaknya satu sisi pasar PC telah memajukan jenis baru dari USB. Faktor utama yang akan mempengaruhi adopsi USB 3.0 pada laptop meliputi stabilitas kinerja, penerimaan pasar, biaya aktual dan biaya yang meningkat lainnya.
Hingga saat ini, NEC telah banyak mendominasi pasar controller chip USB 3.0 sejak merger dengan Renesas tahun 2009 kemarin dan biaya sekitar US $ 4-5 untuk prosesor tersebut. Namun, vendor asal Taiwan tersebut belum diberikan sertifikasi oleh USB Implementer Forum (USB-IF). Dengan demikian, persaingan utama USB 3.0 diselenggarakan antara Gigabyte dan ASUS.
Untuk pasar laptop dan netbook, beberapa vendor besar seperti HP, ASUS dan Acer, mulai merilis produk mereka dengan USB 3.0 port sejak awal tahun 2010. Namun, proporsi notebook tersebut memiliki jumlah yang cukup kecil, karena hanya beberapa model yang mengadopsi teknologi tinggi. Kesimpulan utama yang ditarik adalah bahwa hal itu akan memakan waktu minimal satu tahun untuk transisi serius USB 3.0 bila serius berlaku di pasar laptop atau netbook.