
Semoga Allah mengampunkan kita di atas salah tanggapan dan salah tafsir terhadap status baginda Rasulullah SAW sebagai seorang rasul yang ummiy.
Selama ini kita dipahamkan bahwa ummiy itu berarti orang yang tidak tahu membaca dan menulis, atau dalam istilah lain, buta huruf. Jika begitu pemahaman kita artinya kita menganggap baginda orang yang tidak belajar atau seorang yang bodoh.
Ensiklopedia Barat juga mendefinisikan Nabi Muhammad sebagai seorang yang illiterate. Bagi orang yang tidak prihatin, hal ini mungkin tidak menjadi apa-apa masalah baginya, tapi bagi yang prihatin, yang hatinya terbuka dan sensitif, akan merasakan seolah-olah ada yang tidak pas dengan maksud ummiy itu. Mana mungkin seorang rasul yang kemuliaannya sampai namanya digandingkan dengan nama Tuhan, dikatakan buta huruf.
Firman Allah yang artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, nabi yang ummiy yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka..." (Al A'raf: 157)
Sebenarnya yang dimaksudkan ummiy itu ialah orang yang belajar secara luar biasa, bukan mengikut kaedah biasa atau belajar secara proses biasa. Tujuan belajar adalah supaya menjadi pandai, dengan mengisi ilmu kepada akal dan roh. Itulah hakikatnya. Jika akal dan roh tidak diisi dengan ilmu maka seseorang itu tidak akan dapat menjadi pandai.
Orang yang hendak menjadi pandai secara biasa, haruslah melahirkan sebab lahiriah untuk mencapai tujuannya. Contohnya melalui menulis, membaca, berguru, belajar di sekolah dan lain-lain. Bagi orang biasa, jika tidak mengikuti kaedah ini, maka tidak akan menjadi pandai. Itulah lumrahnya. Tetapi itu adalah proses untuk manusia biasa.
Oleh karena Rasulullah itu orangnya luar biasa, Allah pandaikan baginda tanpa melalui proses biasa. Demikianlah Maha Besarnya Tuhan, Rasulullah dipandaikan melalui proses luar biasa. Jadi Rasulullah sebenarnya seorang yang belajar tidak secara biasa tapi secara luar biasa. Rasulullah belajar tetapi tidak perlu menulis, membaca, berguru atau belajar di sekolah. Oleh itu sama sekali tidak benar jika dikatakan Rasulullah tidak belajar. Sebenarnya maksud Rasulullah SAW itu ummiy ialah baginda itu tidak perlu membaca dan menulis.
PEMBAHASAN UMMIY
Mari kita bahas perkataan ummiy itu. Ummiy didasarkan kepada 'ibu'.
1. Ibu kalau dibahaskan secara lahir ia merupakan puncak keturunan karena ibu melahirkan. Jika tidak ada ibu, mana mungkin dapat melahirkan keturunan.
2. Bagi yang tidak bernyawa, ada juga yang disebut ibu. Contohnya, ibu roti. Dari ibu rotilah dapat hasilkan roti. Itu disebut ibu juga.
3. Ibu secara batin atau maknawi pula mempunyai arti yang lebih hebat. Ibu dan ayah pada diri kita ialah akal dan roh. Tanpa akal dan roh, tidak ada arti apa-apa. Sebab itulah Allah memberi ilmu pada Rasulullah tanpa menggunakan alat. Itulah sebabnya Rasulullah dikatakan ummiy yaitu belajar secara langsung dari Tuhan. Allah memberikan ilmu pada ibu dirinya iaitu akal dan rohnya. Oleh itu salah besarlah jika dikatakan Rasulullah tidak belajar.
Rupa-rupanya begitu hebat Allah memproses hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan cara dipandaikan tanpa melalui proses belajar secara biasa. Itulah sebenarnya mukjizat Rasulullah yang cukup agung dan hebat. Ummiy itu adalah lambang kebesaran Rasulullah sebenarnya. Layaklah Rasulullah itu dikatakan ibu, kerana baginda ialah ibu segala ilmu, ibu segala kebaikan, ibu kepada perjuangan, ibu kasih sayang, ibu perpaduan dan lain-lain lagi karena daripada segala ibu itulah, lahir ilmu, kebaikan, perpaduan, kasih sayang, perjuangan dan lain-lain.
Firman Allah SWT di dalam Al Quran:
Artinya: "Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan." (Asy Syu'ara: 192-194)
Malah yang membenarkan dan melayakkan lagi baginda menjadi ibu berlandaskan gelaran ummiy tersebut ialah karena rohnya atau Nur Muhammad adalah ciptaan Tuhan yang pertama. Dan dari karena kebesaran dan kemuliaan Nur Muhammad inilah diciptakan langit dan bumi, hewan, tumbuhan, Syurga, Neraka dan lain-lain. Begitulah hebat dan mulianya Rasulullah sehingga Baginda dilantik menjadi Penghulu manusia dan namanya diangkat sebaris dengan nama Tuhannya.
MUSUH-MUSUH ISLAM MENGELIRUKAN MAKSUD UMMIY
Musuh-musuh Islam terutama Yahudi dan golongan orientalis sebenarnya sangat kenal siapa Rasulullah. Kehebatan dan kemuliaannya ada dalam pengetahuan dan kajian mereka. Lalu mereka coba mengelirukan dan mengelabui pemikiran umat Islam dengan mengatakan bahwa: "Rasulullah itu ummiy yakni tidak tahu membaca dan menulis untuk membuktikan bahwa Al Quran itu bukan dari tulisan Rasulullah."
Nampak seperti masuk akal dan rasional hujah tersebut. Tapi sebenarnya mereka menutup maksud ummiy yang sebenarnya yang memperlihatkan kehebatan Rasulullah SAW. Akhirnya umat Islam dari generasi ke generasi beranggapan Rasulullah itu buta huruf, dan kesan psikologi terhadap pemahaman palsu ini menyebabkan umat Islam menjadi umat yang mundur. Bukan sekedar miskin ilmu, harta, kemajuan dan lain-lain tetapi yang lebih parah dari itu ialah miskin iman.
Usaha-usaha untuk memperkecilkan martabat Rasulullah SAW memang telah sekian lama dirancang oleh para musuh Islam. Mereka sengaja hendak memperlihatkan Rasulullah sebagai tidak berperadaban agar umat Islam juga akan mencontohnya. Kebesaran dan kemuliaan Rasulullah coba ditutup dan disembunyikan.
Untuk memperlihatkan dengan lebih jelas bahwa ummiy adalah satu mukjizat besar Rasulullah dan bukannya buta huruf, mari kita bahas lagi.
Mari kita lihat pula kaedah menuntut ilmu melalui proses luar biasa ini. Rasulullah itu digelar ummiy karena padanya diberikan ibu segala ilmu. Sepertimana Al Fatehah dikatakan Ummul Kitab, kerana di dalamnya adalah intipati seluruh Al Quran, begitu jugalah dengan Rasulullah, di mana wahyu yang diturunkan kepadanya adalah ibu segala ilmu. Oleh karena apa yang dianugerahkan kepada Rasulullah itu adalah ibu segala ilmu, ia tidak bisa diterima melalui proses biasa. Ibarat seorang yang ingin mengail ikan yang besar, mestilah menyediakan mata kail yang besar dan kuat, umpan yang baik, tali kail yang kuat dan tahan serta peralatan yang bagus dan sesuai dengan ikan yang hendak dikail.
Begitu jugalah bagi seseorang yang ingin memperoleh ilmu luar biasa dari Tuhan sepertimana Rasulullah mendapat wahyu. Tidak cukup sekadar melalui proses biasa dengan menggunakan pancaindera. Ilmu wahyu yang Allah anugerahkan pada baginda diajarkan langsung kepada ibu dirinya yaitu akal dan rohnya. Ilmunya bukan dari sumber membaca dan menulis.
ALLAHUMMASHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NABIYYIL UMMIY WA ALA ALIHI WASOHBIHI WASALLIM