Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Easy to use theme’s admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Featured posts

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Hello, I am Vk bhardwaj and i do awsome Blogger Template Designs for your blog, download templates at Www.BestTheme.Net. Thanks A Lot

Setiap kita memiliki cita-cita dan ambisiambisi yang sedang diusahakan untuk dicapai dan diwujudkan. Mempunyai keinginan agar dalam hidup ini mendapatkan kebahagiaan dan kententraman. Memiliki keinginan bagaimana dosa-dosa yang pernah kita lakukan mendapatkan ampunan dari Allah swt. Sehingga obsesi besar yang diajarkan oleh sang kekasih kita Rasullullah untuk menggapai surga tertinggai yaitu surga firdaus dapat tercapai. Namun dalam realitas tidak semua citacita dan ambisi-ambisi duniawi dan ukhrowi mudah untuk diraih seketika karena keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki.

Sehingga kita harus sadar bahwa setiap penangguhan apa yang kita cita-citakan dan ambisikan pasti ada hikmah dibaliknya. Yaitu agar kita kembali kepada Allah swt dan menengadahkan kedua tangan kepadaNya. Sama ketika Allah tidak memberitahu akan ampunan dosa-dosa yang pernah kita lakukan agar kedua tangan yang Allah karuniakan tidak bosanbosannya menengadah ke langit.

Masihkah Kamu Belum Percaya?
Allah swt berfirman, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (al-Mu’min (40): 60)

Ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa Allah menjamin setiap doa hambanya yang dipanjatkan dengan tulus dan serius. Ungkapan “niscaya akan Kukabulkan bagimu” seakan Allah ingin mengetuk pintu hati para hambanya agar tidak sedikitpun ragu atas jaminan pengkabulan doa itu. Seakan Allah ingin mengatakan kepada kita mengapa kamu tidak berdoa?

Jaminan ini sangat penting untuk dipahami sebagai bekal untuk merubah diri ke arah yang positif. Karena bisa jadi ada di antara kita yang masih ragu manakala pernah jatuh kepada kubangan kemaksiatan bertahun-tahun. Melakukan kemaksiatan sosial, kemaksiatan budaya, kemaksiatan ekonomi, kemaksiatan birokrasi, kemaksiatan politik dan kemaksiatan terhadap alam ciptaan Allah yang berdampak rusaknya sebagian setruktur alam dan berakibat munculnya musibah-musibah di negeri ini. Saatnya untuk memantapkan diri bahwa dengan doa dan ikhtiar maksimal semuanya akan dapat berubah.

Syarat-Syarat Terkabulkannya Do’a
Allah swt menjaminan dikabulkannya doa para hambanya. Namun jaminan itu bukanlah jaminan gratis, tapi membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:

Yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan
Rasullullah saw bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka janganlah ia mengatakan, Ya Allah, berilah ampunan kepadaku jika engkau menghendakinya, Namun hendaknya meneguhkan hati (akan apa yang dimintanya)” (H.R Bukhori Muslim)

Yakin bahwa doa akan dikabulkan merupakan syarat untuk terkabulkannya doa. Oleh karena itu, janganlah ada di antara kita yang memohon kepada Allah swt sementara masih ada keraguan atas dikabulkannya doa-doa yang dipanjatkan.

Khusyu’ ketika berada di hadapan Allah swt
Banyak orang yang berdoa namun ia tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya berkata-kata Ya Allah atau kata Amin, namun hatinya tidak hadir dalam kata yang ia ungkapkan.

Khusyu’ dalam berdoa adalah sinergi antara kata, hati dan raga sekaligus. Semua hadir dalam permohonan yang tulus kepada Rabbnya. Tentang urgensi khusyu’ dalam berdoa ini, Rasullullah saw bersabda: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa (yang keluar) dari hati orang yang lalai dan main-main” (H.R Tirmidzi)

Seorang muslim tidak selayaknya bermainmain dalam doanya namun ia harus mampu menyampakkannya kemudian mengisinya dengan kekhusyukan.

Salah seorang Tabi’in pernah berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kapan doaku akan dikabulkan. Orang-orang yang berada di sekitarnya bertanya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Tabiin itu menjawab, yaitu ketika hatiku khusyu’, anggota-anggota badanku juga khusyu’ dan mataku pun mengeluarkan air mata. Maka pada saat itu aku akan berkata, Doa ini akan dikabulkan”.

Tidak terburu-buru
Imam Bukhori dan muslim meriwayatkan persyaratan yang ketiga ini, di mana Rasullullah saw bersabda: “Akan dikabulkan bagi (doa) salah seorang di antara kalian selama ia tidak terburu-buru”.

Maksud dari terburu-buru adalah sikap pesimisme terhadap apa yang ia minta. Tidak mengulang-ulang doanya. Sikap negatif thinking kepada Allah swt atas tertolaknya doa. Obat dari penyakit ini adalah kesabaran.

Memakan rezeki yang halal
Syarat terakhir dari terkabulkannya sebuah doa adalah memakan rezeki yang halal. Sehingga tidak selayaknya seorang muslim mengumpulkan harta dengan cara yang diharamkan Allah swt.

Firman Allah swt: “Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amalan saleh. Sesungguhnya, Aku Maha Mengetahui atas apa yang kamu kerjakan.” (al-Mu’minun (23) : 51)

Rasullullah saw menyebutkan, seorang lelaki yang kotor dan berdebu, (yang berada dalam) sebuah perjalanan yang jauh, mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, “Ya Tuhanku…, Ya Tuhanku…. Namun, perutnya (dipenuhi oleh minuman) yang haram, tempat minumnya (dipenuhi oleh makanan) yang haram, pakaiannya adalah (pakaian) yang haram, dan ia mengkonsumsi haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan”. (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad)

Bentuk-Bentuk Pengabulan Do’a
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasullullah saw bersabda: “Tidak ada seorang lelaki pun yang berdoa (kepada Allah swt) dengan sebuah doa kecuali (doa itu) akan dikabulkan untuknya. Boleh jadi (pengabulan) itu akan disegerakan untuknya di dunia, boleh jadi akan disimpan untuknya (sehingga akan diberikan) di akhirat, dan boleh jadi dosa-dosanya akan dihapuskan sesuai dengan kadar doanya”.

Dari hadits di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk pengabulan doa ada tiga bentuk, yaitu pengabulan doa di dunia atas apa yang diminta, pengabulan doa sampai di akhirat dan dengan memalingkan keburukan yang
akan menimpa hambanya.

Sikap seorang mu’min terhadap hal ini bisa jadi sangat variatif. Ada yang memilih pengabulan bentuk yang pertama, namun ada sebagian yang memilih bentuk kedua dan mungkin sebagian yang lainnya menghendaki yang ketiga. Namun sikap seorang mu’min yang arif dan bijak adalah memandang sama atas bentuk-bentuk pengabulan doa tersebut. Sebab pada hakekatnya seorang mu’min manakala ia telah berusaha dan berdoa untuk selanjutnya ia pasrahkan keputusan yang terbaik kepada Allah swt.

Orang-orang yang Tidak Akan Ditolak Do’anya
Rasullullah saw bersabda: “Ada tiga doa yang pasti akan dikabulkan, tanpa ada keraguan tentangnya: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya” (H.R Abu Daud dan Ahmad)

Di hadits yang lain Rasullullah saw bersabda: “bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, benar-benar doa(nya) yang tidak akan ditolak” (H.R Ibnu Majah)

Subhanallah… alangkah Maha Pengasihnya Allah, ketika Dia membagi-bagikan doa yang makbul untuk hamba-hambanya. Maka manakala kita sebagai orang tua sepatutnya untuk memanfaatkan pengkabulan doa itu untuk anak-anak kita. Saat sedang dalam perjalan jauh selayaknya tidak melupakan doa-doa untuk saudara-saudaranya. Apalagi disaat saudarasaudar kita banyak yang tertimpa musibah. Begitu juga saat kita dalam keadaan puasa sepatutnya kita mendoakan saudara-saudara kita yang terdholimi dimanapun mereka berada terutama di bumi Palestin.

Santunlah dalam Berdo’a
Akhlak dalam Islam memiliki jangkauan wilayah yang sangat luas. Bahkan ia hadir dalam seluruh aspek kehidupan seorang muslim, dan termasuk di dalamnya adalah saat di mana seorang muslim berhadapan dengan RabbNya.
Berikut ini beberapa akhlak dalam berdoa:
1. Mengangkat kedua tangan saat berdoa.
Mengangkat kedua tangan saat berdoa merupakan sebuah rasa penghambaan diri yang menjadi ciri orang yang beriman. Rasullullah sering mengangkat kedua tangannya sampai terlihat ketiaknya yang putih.
2. Menghadap Kiblat
3. Dalam Keadaan Suci
4. Memulai doa dengan memanjatkan puji kepada Allah swt
5. Bershalawat kepada Rasullullah saw
6. Bertaubat dan memalai doa dengan memanjatkan istighfar
7. Bertawassul kepada Allah dengan asmaasmanya yang baik
8. Tidak melampaui batas saat berdoa
Maksudnya adalah meminta sesuatu yang mustahil untuk terjadi, seperti mengatakan, Ya Allah kekalkan aku sampai hari kiamat. Atau mengatakan, ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian dari sepuluh sahabat yang diberi kabar dengan mendapat surga.

Rasulullah saw memberitahukan bahwa kelak akan ada komunitas masyarakat muslim yang berdoa dengan permintaan yang mustahil. Beliau bersabda: “Akan ada di akhir zaman suatu kaum yang melampaui batas dalam
berdoa dan bersuci”. (H.R al-Hakim dan Ibnu Hibban menshahihkannya)

Pada akhirnya di tengah terpuruknya kehidupan masyarakat dalam berbagai dimensi dan terjadinya musibah yang bertubi-tubi di negeri ini wajar kalaulah seluruh keluarga besar negeri ini momohon dan memanjatkan doa kepada Allah untuk keselamatan bangsa ini. Semoga Allah memberikan model pengabulan doa yang terbaik untuk kaum muslimin di negeri ini.

abdoel_muhis@yahoo.com

Leave a Reply